Hadits tentang Akhlak

Hadits tentang Akhlak

Mata Kuliah Hadits

Prodi Pendidikan Bahasa Arab

Semester III

Kelompok 5 :

Muhammad Abduh

Pendi Putra

Rasdania

 

Dosen Pengampu :

Busra Febriyarni, M.Ag.

 

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

(STAIN) CURUP

2009

BAB I

PENDAHULUAN

Assalamu ‘alaikum W.r. Wb.

 

Puji dan syukur sepantasnya kita ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan taufik, rahmat dan hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah hadits, dan ini merupakan penambahan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana mencari hadits melalui kitab yang telah ditentukan, dan juga pecarian ini adalah merupakan salah satu niat yang ikhlas oleh pemakalah ini sendiri,

Shalawat serta salam marilah kita memohon kepada Allah S.W.T semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita yakni nabi besar M uhammads S.A.W, beliaulah yang telah meninggalkan warisan kepada umat islam di manapun berada yang apabila kita berpegang teguh kepadanya, maka insya Allah kita tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan berpegang teguh kepada keduanya itu, maka hidup kita akan terkontrol sehingga kita bisa membedakan yang haq dan yang bathil,dan tentunya dengan niat yang ikhlas,

Dilihat dari pengertian niat secara lugha adalah maksud, keinginan, tujuan. Sedangkan dalam terminologi fiqh niat, adalah keinginan hati untuk berbuat yang dibarengi dengan perbuatan. Ilustrasinya adalah bila seseorang ingin berpuasa sunnat kemudian ia ingin berpuasa, maka ia telah berniat. Betapa pentingnya niat, karena niat merupakan bagian pokok dari ajaran agama islam. Ketika kita melakukuan suatu perbuatan, maka sebelumnya kita telah berniat untuk melakukan perbuatan tersebut.Baik buruknya perbuatan kita tergantung apa yang kita niatkan dalam hati kita.

Di dalam lembaran ini kami akan memaparkan  tentang hadits yang berkenaan dengan niat, asbabul wurudnya serta makna yang terkandung dalam hadits tersebut. Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu, kritik dan saran yang membangun yang kami harapkan dari pembaca, agar lebih baik untuk yang akan datang, Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semuanya, Amin.

 

 

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

 

A. Matan ( penggalan )

ِانَّمَا اَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ اَمْرِئٍ مَانَوَى فَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ

 

Matan ini sengaja kami tidak tuliskan semuanya, karena banyak hadits yang mengemukakan tentang niat, tetapi isi dari lafazhnya berbeda..

B. Informasi mu’jam

Hadits yang kami buat ini berasal dari kitab mu’jam jilid 4 halaman 385 yang diambil dari asal kata عمل, dan jilid 7 halaman 55 yang diambil dari asal kata نوى. Pada asal kata عمل kami temukan tiga referensi yaitu dari kitab terjemahan hadits Shahih Bukhari, Sunan Ibnu Majjah dan sunan Abu Daud. Sedangkan pada asal kata نوى kami temukan dua referensi yaitu dari kitab terjemahan hadits Shahih Bukhari dan Sunan An-Nasa’i.

C. Hadits lengkap

الحديث : الاوّل

عَنْ عُمْرَابْنِ الخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِىُ صَلَى اللهُ عَلَيُْهِ وَسَلَّمَ : العَمَلُ بِالنِّيَاتِ وَاِنَّمَا لِاَ مْرِئٍ مَانَوَى فَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِامْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَا جَرَ اِلَيْهِ[1]

الحديث : الثاثى

عَنْ عُمْرَابْنِ الخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيُْهِ وَسَلَّمَ  يَقُوْلُ : ( ِانَّمَا اَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ اَمْرِئٍ مَانَوَى فَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ اِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْ اِلَى امْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَا جَرَ اِلَيْهِ)[2]

 

الحديث : الثالث

عَنْ عُمْرَابْنِ الخَطَّابِ: قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيُْهِ وَسَلَّمَ  ِانَّمَا اْلاَ عْمَالُ بِِِا النِّيَةِ وَاِنَّمَا لِاَ مْرِئٍ مَا نَوَئ فَمَنْ. كَانَنْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْامْرَأَةِ يَْتَزَ وَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَا جَرَ اِلَيْهِ.[3]

 

الحديث : الرابع

عَنْ عَلْقَمَةَ وَقَاصٍ: عَنْ عُمْرَابْنِ الخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيُْهِ وَسَلَّمَ  : ِانَّمَا اْلاَ عْمَالُ بِِِا النِّيَةِ وَاِنَّمَا لِاَ مْرِئٍ مَا نَوَئ فَمَنْ. كَانَنْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَاِلَى رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ

الِِى دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْامْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَا جَرَ اِلَيْهِ.[4]

 

لحديث : الخامس

حَدَّثَنَ اَبُوْ بَكْرِبْنُ اَبُوْ شَيْبَةََ   يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ. ح وَحَدَّثَنَا مُحَمّدُ ابْنُ رُمْحٍ. أَنْبِأَنَ يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ, اَنَّ مُحَمَّدَ بْنُ اِبْرَاهِيْمَ     االَّتيْمِيَى أََخْبَرَهُ : اَنَّهُ سَمِِعَ عَلْقَمَةَ بْنُ وَقَاصٍ : أَنَّهُ سَمِعَ عُمْرَبْنُ الخَطَّابِ, وََهُوَ يَخْطُبُ النَّاسَ. فَقَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيُْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :, ِانَّمَا اَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَلِكُلِّ اَمْرِئٍ مَانَوَى, فَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَاِلَى رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَنْ هِجْرَتُهُ, لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْامْرَأَةِ يَْتَزَ وَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَا. جَرَ اِلَيْهِ [5]

 

 

D. Terjemahan

 

Hadits 1

Artinya : Dari Umar bin khattab r.a, katanya nabi saw bersabda : Amal adalah niat, seseorang hanyalah memiliki sesuatu yang ia niati. Barang siapa yang hijrahnya juga kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan rasulnya, Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang ia ingini atau kepada wanita yang hendak ia kawini, maka hijrahnya tertuju kepada  sesuatu yang ia hijrahi.

Hadits 2

Artinya : Umar bin Al khattab r.a pernah berkata : aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda : “ Segala amal perbuatan bergantung pada niat dan setiap orang akan memperoleh pahala sesuai dengan niatnya, maka siapa saja yang berhijrah dengan niat mencari keuntungan duniawi atau untuk mengawini seorang perempuan, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya itu.

Hadits 3

Artinya : Dari Umar bin khattab r.a dia berkata : Rasulullah S.A.W bersabda : “ Sesungguhnya semua amal perbuatan itu hanyalah tergantung dengan niat dan bagi seseorang sesuai dengan niat . Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya adalah kepada Allah dan rasul-Nya,  Barang siapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia., atau untuk mengawini seorang wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dihijrahnya”.

Hadits 4

Artinya : Dari Al-Qammah bin Waqqas dari Umar bin khattab r.a katanya :  Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Tiap-tiap perbuatan seseorang itu menurut niatnya, maka Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya mendapat ridho Allah dan rasulnya dan barang siapa yang berhijrah karena dunia atau ingin menikahi seorang perempuan, maka hijrahnya itu akan sampai pada yang ditujunya.

Hadits 5

Artinya :  Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, mewartakan kepada kami Yazid bin Harun, mewartakan kepada kami Muhammad bin rumh, memberitakan kepada kami Al-Laits bin Sa’ad keduanya berkata : memberitakan kepada kami Yahya bin Said, bahwasanya Muhammad bin Ibrahim mengkhabarkan kepadanya, bahwasanya dia mendengar dari  Alqamah bin Waqqash, bahwasanya dia mendengar Umar bin Khattab berkhutbah didepan khalayak, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda :  Bahwasanya segala amal itu dengan niat, dan bagi setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barang siapa berhijrah semata-mata karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan rasul-Nya. Dan barang siapa berhijrah karena dunia yang hendak dikejarnya, atau karena perempuan yang hendak dikawininya, maka hijrahnya itu semata-mata untuk apa yang dia niatkan.

E. Asbabul wurud

Asbabul wurud hadits ini adalah :

Diriwayatkan dari Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kaabirnya dengan rangkaian rawih yang tsiqah (bisa dipercaya) dari Ibnu Mas’ud ia berkata : Diantara kami ada seorang laki-laki  yang melamar seorang wanita yang dipanggil dengan nama Ummu Qa’is, namun wanita itu menolaknya kecuali jika laki-laki itu berhijrah (ke Madinah), kemudian laki-laki itu ikut berhijrah lalu menikahi wanita tersebut. Kemudian Rasulullah mengetahui cerita ini, lalu beliau mengeluarkan hadits ini. Dengan tujuan ingin menjelaskan kepada kaum muslimin tentang peran niat dalam perbuatan. Sejak itu pria itu dijuluki Muhajiru Ummu Qa’is artinnya  orang yang berhijrah karena Ummu Qa’is.

 

F. Kandungan makna

~ Hadits ini mendorong kita agar ikhlas dalam melakukan suatu amalan dan ibadah, agar      meraih pahala di akhirat dan memperoleh kebahagiaan didunia.

~ Setiap amal baik yang bermanfaat, yang diiringi dengan niat yang ikhlas dan hanya untuk mancari keridhaan Allah, maka amal tersebut merupakan ibadah.

~ Seseorang yang berniat melakukan kebaikan namun karena satu dan lain hal misalnya sakit parah atau meninggal dunia, lalu ia tidak bisa melaksanakannya, maka ia tetap mendapatkan pahala.

~ Niat ada di dalam hati, dan tidak disyaratkan untuk diucapkan, walaupun begitu, bisa saja diucapkan untuk membantu hati dalam menghadirkan niat.

 

 

G. Dukungan ayat yang terkait

kptø:$# ֍ßgô©r& ×M»tBqè=÷è¨B 4 `yJsù uÚtsù  ÆÎgŠÏù ¢kptø:$# Ÿxsù y]sùu‘ Ÿwur šXqÝ¡èù Ÿwur tA#y‰Å_ ’Îû Ædkysø9$# 3 $tBur (#qè=yèøÿs? ô`ÏB 9Žöyz çmôJn=÷ètƒ ª!$# 3 (#rߊ¨rt“s?ur  cÎ*sù uŽöyz ϊ#¨“9$# 3“uqø)­G9$# 4 Èbqà)¨?$#ur ’Í<‘ré’¯»tƒ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÐÈ  

Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. ( Al-Baqarah : 197)

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

 

Dari beberapa hadits di atas maka setiap segala sesuatu pekerjaan kita tergantung pada niat, Ketika kita melakukuan suatu perbuatan, maka sebelumnya kita telah berniat untuk melakukan perbuatan tersebut.Baik buruknya perbuatan kita tergantung apa yang kita niatkan dalam hati kita. Niat ada di dalam hati, dan tidak disyaratkan untuk diucapkan, walaupun begitu, bisa saja diucapkan untuk membantu hati dalam menghadirkan niat. Jika kita melakukan amalan baik dengan niat yang ikhlas dan mencari ridha Allah , maka amal tersebut merupakan ibadah. Dan setiap dari kita melakukan suatu perbuatan, baik perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk, maka perbuatan tersebut harus kita pertanggung jawabkan kepada Allah S.W.T.

 

 

 

 

Dari Yusuf  bin Mahak al Makki dia berkata  : Pernah aku menjadi sekretaris si Fulan wali anak-anak yatim, untuk mencatat nafkah anak yatim. Kemudian (setelah anak-anak yatim dewasa), mereka membuat walinya itu salah menghitung harta mereka sebanyak seribu dirham. Maka dibayarkanlah olehnya kepada mereka sebanyak seribu dirham. Lalu aku dapati dari harta mereka dua kali lipat hartanya untuk mereka. Maka aku berkata : Aku pegang seribu dirham yang mereka bawa kabur itu dari engkau? Jawab wali itu : tidak, ayahku menuturkan hadits kepadaku, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah berlaku khianat kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah berlaku khianat kepada orang yang mempercayaimu.

 


[1] Mu’jam jilid 7 hal. 55 serta kitab terjemah shahih bukhari 7, bab 5 hal.7

[2] Mu’jam jilid 4 hal. 385 serta kitab terjemah shahih bukhari

[3] Mu’jam jilid 4 hal. 385 serta kitab terjemah Sunan Abu Daud 3 hal. 100

[4] Mu’jam jilid 7 hal. 55 serta kitab terjemah Sunan An-Nasa’iy 1, hal. 33

[5] Mu’jam jilid 4 hal. 385 serta kitab terjemah Sunan Ibnu Majjah 4

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

Tinggalkan komentar